Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
BeritaHeadlinesHukum

Mafia Timah di Babel: Jejak Bisnis Gelap Ahon Bakit yang Sulit Diberantas

241
×

Mafia Timah di Babel: Jejak Bisnis Gelap Ahon Bakit yang Sulit Diberantas

Sebarkan artikel ini
Example 468x60
Foto: Ilustrasi

Bangka Belitung – Nama Ahon Bakit bukanlah sosok asing di dunia pertimahan, khususnya yang diduga beroperasi secara ilegal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Ahon Bakit disebut-sebut sebagai salah satu pemodal besar dalam bisnis timah ilegal, dengan jaringan yang luas dan anak buah yang tersebar di berbagai wilayah, seperti Bangka Tengah, Bangka Selatan, Bangka, dan Bangka Barat.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun oleh tim journal, Ahon Bakit memiliki gudang pengolahan pasir timah yang berlokasi tidak jauh dari rumah pribadinya di Desa Bakit, Kabupaten Bangka Barat. Di tempat inilah, diduga pasir timah ilegal diproses sebelum akhirnya didistribusikan ke pihak tertentu, termasuk salah satu smelter berinisial M*P yang berada di Sungailiat, Kabupaten Bangka.

Example 300x600

Menurut sumber terpercaya yang enggan disebutkan namanya, Ahon Bakit bukan pemain baru dalam bisnis ini. Jejaknya dalam dunia pertambangan timah sudah berlangsung cukup lama, dan ia dikenal oleh hampir semua pelaku bisnis timah ilegal di Babel. Keberadaannya yang masih bebas beroperasi menimbulkan banyak pertanyaan dan dugaan bahwa ada pihak-pihak yang melindunginya.

“Ahon Bakit itu sudah lama melakoni sebagai pengusaha timah. Saya rasa semua pebisnis timah ilegal di Babel ini kenal semua dengan dia. Anak buahnya sudah tersebar hampir di seluruh pelosok Babel,” ujar seorang warga Kabupaten Bangka Barat, yang meminta identitasnya dirahasiakan. Senin siang (24/03/25).

Ia juga menyayangkan sikap aparatur penegak hukum (APH) yang terkesan diam dan tidak mengambil tindakan meskipun sudah banyak pemberitaan media online yang mengungkap praktik ilegal ini.

Timah merupakan komoditas utama di Bangka Belitung dan menjadi salah satu sektor yang paling menguntungkan. Namun, bisnis timah ilegal juga menjadi momok tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat. Aktivitas pertambangan yang tidak memiliki izin resmi tidak hanya merugikan negara dari segi pendapatan, tetapi juga menyebabkan kerusakan lingkungan yang cukup parah.

Sejumlah pengusaha penadah pasir timah ilegal beroperasi di berbagai wilayah Babel dengan cara terang-terangan. Aparat penegak hukum sering kali melakukan razia dan penertiban, tetapi masih banyak aktor besar yang belum tersentuh hukum.

“Kalau masyarakat kecil yang membeli timah secara ilegal, mereka cepat ditangkap. Tapi kalau yang punya jaringan besar seperti Ahon Bakit, seolah tidak tersentuh. Ini yang membuat masyarakat kecewa,” ujar seorang warga lainnya.

Kondisi ini semakin memperkuat dugaan adanya “bekingan” atau perlindungan dari pihak tertentu terhadap bisnis Ahon Bakit. Masyarakat Babel berharap agar aparat penegak hukum bertindak lebih tegas dalam menindak para pemain besar di bisnis timah ilegal, bukan hanya menargetkan penambang kecil.

Hingga saat ini, berbagai elemen masyarakat dan aktivis di Babel terus mendorong agar pihak kepolisian, kejaksaan, dan instansi terkait segera melakukan penyelidikan mendalam serta menindak tegas pihak-pihak yang terlibat dalam bisnis ilegal ini.

Jika praktik seperti ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin ekosistem pertambangan di Bangka Belitung akan semakin dikuasai oleh kelompok-kelompok yang bermain di ranah ilegal, sementara kerusakan lingkungan dan kerugian negara akan terus bertambah.

Permasalahan Ahon Bakit kini menjadi ujian bagi integritas dan ketegasan aparat penegak hukum di Bangka Belitung. Apakah hukum benar-benar berlaku untuk semua, atau justru hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas? Masyarakat menunggu jawaban dan tindakan nyata.

(Tim Journal)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *